Kini muncul gerakan moderasi beragama di kalangan Muslim kulit putih di Eropa, yang dinamakan European Islam (Islam Eropa). Ini merupakan respon dari
Islam di Eropa berkembang pesat |
Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, saat Webinar di Jakarta (23/6).
Webinar mengulas gerakan moderasi beragama, dengan pembicara mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.
Islam Eropa dihipotesiskan sebagai cabang baru Islam, yang secara historis berasal dan berkembang di antara masyarakat kulit putih Eropa asli Balkan dan beberapa republik Rusia. Ini merupakan populasi besar Muslim Slavia Eropa Putih asli, bersama populasi Muslim Albania, Yunani, dan lain-lain.
Mengutip pakar Bassam Tibi, bahas Denny, Islam Eropa menggambarkan jenis Islam yang menganut nilai-nilai politik Barat. Seperti: demokrasi liberal, pluralisme agama, sekularisme, toleransi, dan pemisahan antara agama dan negara.
Menurut Denny, maraknya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sejak serangan 9/11 tahun 2001 adalah social origin, yang membuat moderasi beragama kembali relevan dan bergema. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Maka bangkit kembali gerakan Muslim moderat untuk melawan “Islamic extremism” atau “Islamic terrorism.” “Kita agak galau sebenarnya dengan penggunaan kata ‘Islamic’ ini. Karena kita mengetahui dan meyakini, Islam adalah agama yang damai. Tetapi inilah yang ada di dunia internasional,” kata Denny.
Denny JA |
Sedangkan 10 negara yang paling dipengaruhi oleh terorisme adalah: Afganistan, Irak, Somalia, Burkina Faso, Suriah, Nigeria, Mali, Nigeria dan Pakistan. Semua ini adalah negara yang mayoritas populasinya Muslim (lw).
Foto: Istimewa