Pangkep/Sulsel (WartaMerdeka) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat ke Sul
Kawasan Karst Maros-Pangkep berkelas dunia dan terluas setelah Cina |
Rencananya pada Juli 2021 mendatang, asesor dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB), akan hadir langsung untuk melakukan penilaian layak tidaknya Geopark Maros-Pangkep masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark.
Legitimasi dari UNESCO nantinya akan berdampak besar terhadap keberlanjutan pelestarian potensi dalam Geopark Maros-Pangkep. Sekaligus sebagai sarana promosi yang efektif sehingga dapat menambah minat wisatawan, tidak hanya nusantara (wisnus) tapi juga mancanegara (wisman).
"Berkaca dari kesuksesan Belitung yang mendapatkan UNESCO Global Geopark Park, ini kita harapkan juga bisa meningkatkan daya tarik wisata terutama dari segi kelestarian alam dan lingkungan, membuka lapangan kerja seluas-luasnya, menangkap kearifan lokal dan tentunya menjadikan Pangkep sebagai kabupaten yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih baik dan menyejahterakan masyarakatnya," terang Sandiaga.
Delineasi baru Kawasan Geopark Nasional Maros – Pangkep (GNMP)/Maros Pangkep Aspiring Unesco Global Geopark (MPAUGGp) meliputi 2 daerah, yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan secara administratif termasuk wilayah darat dengan luas 223.629 ha dan Kepulauan Spermonde 88.965 ha.
Karst Maros Pangkep termasuk salah satu berkelas dunia yang memiliki keindahan, keunikan, flora dan fauna, nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi. Geopark Maros-Pangkep yang telah mendapatkan status geopark nasional pada 2017 juga merupakan kawasan karst terbesar kedua setelah Cina Selatan.
Karst Maros Pangkep memiliki ratusan gua yang pernah ditinggali oleh manusia prasejarah. Budaya masa lalu tergambar melalui peninggalan lukisan prasejarah berusia 40.000 tahun. Di dalamnya juga menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu yang mendapatkan julukan "Kingdom of Butterfly".
Bila diakui Unesco, kawasan ini menjadi lebih dikenal dan banyak didatangi wisatawan |